Senin, 24 November 2014

TEORI KEPRIBADIAN MURRAY




TEORIKEPRIBADIANMURRAY
Oleh : AriefImamSetyadi.,SPd.,MPd.,Kons

A. BIOGRAFY
Henry Alexander Murray dilahirkan di New York pada tanggal 13 Mei 1893 dan meninggal pada tahun 1988. Sama seperti pandangan psikoanalisa, Henry Murray juga berpendapat bahwa kepribadian akan dapat lebih mudah dipahami dengan cara menyelidiki alam ketidaksadaran seseorang (unconscious mind). Murray menjadi professor psikologi di Harvard University dan mengajar disana lebih dari 30 tahun.

Peranan Murray di bidang psikologi adalah dalam bidang diagnosa kepribadian dan teori kepribadian. Hasil karya terbesarnya yang sangat terkenal adalah teknik evaluasi kepribadian dengan metode proyeksi yang disebut dengan “Thematic Apperception Test (TAT)”. Test TAT ini terdiri dari beberapa buah gambar yang setiap gambar mencerminkan suatu situasi dengan suasana tertentu. Gambar-gambar ini satu per satu ditunjukkan kepada orang yang diperiksa dan orang itu diminta untuk menyampaikan pendapatnya atau kesannya terhadap gambar tersebut. Secara teoritis dikatakan bahwa orang yang melihat gambar-gambar dalam test itu akan memproyeksikan isi kepribadiannya dalam cerita-ceritanya
Dari riwayat keterlibatan Murray dalam psikologi kepribadian, dia dijalur psikoanalisis Freud/Freudian. Namun karena konsepnya yang sangat bagus dalam memahami dan membedakan kebutuhan-kebutuhan manusia, dia dapat dikelompokkan kedalam paradikma traist. Pandangan murray sangat holistik. Manusia harus dipahami sebagai kesatuan pribadi yang utuh. Setiap bagian dari tingkahlaku manusia harus difahami dalam hubungannya dengan fungsi lainnya; lingkungan, pengalaman masa lalu, ketidaksadaran dan kesadaran, serta fungsi otaknya. Kesemuanya itu harus ditangkap secara keseluruhan agar dapat difahami makna dari proses kepribadian seseorang. Teori kepribadian memang memberi hukum-hukum yang mungkin berlaku umum bagi setiap orang, namun pemahaman mengenai diri seseorang harus dilakukan secara personal. Berdasarkan fikiran itulah dia menamakan teorinya:”personologi”, untuk menekankan bahwa psikologi kepribadian seharusnya mengkonsentrasikan diri pada kasus individual: pribadi. Dia lebih tertarik untuk melakukan penelitian terhadap sejumlah kecil individu, alih-alih meneliti orang sebanyak mungkin seperti yang sering dilakukan dalam paradigma traits.
B. KONSEP KUNCI
  1. Prinsip Regnancy: diperjelas dengan pernyataan Murray “tidak berpikir, tidak berkpribadian.
  2. Prinsip Motivasi: berdasar pada perbuatan manusia dalam usaha yang berkelanjutan untuk mengurangi ketegangan-ketegangan dalam khidupannya yang disebabkan oleh kebutuhan yang dirasakannya dari dalam dan tanpa tekanan masyarakat. Penggabubngan dari kebutuhan dan tekanan ini benar-benar lebih menentukan status quo: ini juga menciptakan area tegangan yang baru untuk dikurangi, jadi bahwa manusia lebih maju dalam tujuan-tujuan yang membangun dibandingkan dengan hanya menyimpan tujuan-tujuan tersebut. Berbagai metode dimana manusia menangani kebutuhan atau memsubsisi mereka menjadi struktur yang berurutan. Kebutuhan mungkin mempunyai karakteristik tersendiri seperti primer, sekunder, asli dari dalam atau dibawa ke dalam suatu kepribadian sosial, secara terbuka diungkapkan dengan jelas atau dengan ungkapan yang tersembunyi, diarahkan melalui satu objek atau melalui banyak objek. Akhirnya kebutuhan mungkin dihadapkan pada tujuan mendesak (efek) atau sepenuhnya untuk kenyamanan proses dalam aktifitas tanpa tujuan (modal). Baru-baru ini Murray telah mencoba untuk mengklarifikasi kebutuhan ke dalam vector (bagaimana kamu melakukannya) dan nilai (mengapa kamu melakukannya).
  3. Prinsip longitudinal: dikarakterisasikan oleh pernyataannya “sejarah kepribadian adalah kepribadian itu sendiri.” Seseorang tidak bisa mempelajari kepribadian dan mengabaikan masa lalunya. Termasuk ke dalam aspek yang berkembang dari manusia adalah munculnya zona erotogenis dan akibat-akibatnya pada tingkah laku seseorang di masa depan berbagai zona tersebut menjadi jauh dari seperti yang disarankan oleh Freud, teteapi diterjemahkan agak berbeda oleh Murray. Zona-zona tersebut adalah claustral, oral, anal, dan urethral, apalagi ada sebuah pemutusan kompleks di sekitar teori Freudial phallic. Berbicara secara longitudinal manusia juga mnjalankan kehidupannya dalam kaitannya dengan tujuan jangka pendek (cara kerja), yang diungkapkan secara terbuka maupun tertutup, dan tujuan jangka panjang (berseri), dimana aktifitas atau cara kerja harus meningkat sepanjang garis pembatas agar dapat mencapai tujuan akhir.
  4. Prinsip proses psikologi: sepadan dengan prinsip regnancy, tetapi dengan penekanan tambahan bahwa manusia adalah makhluk organic yang pertama dan terpenting.
  5. Prinsip abstrak: Murray mendekati neo-Freudians dalam penerimaan id, ego dan sttruktur super ego seperti yang diperkenalkan Freud, tetapi dengan berbagai penyimpangan penting dari persamaan dirinya dengan semua pengikut neo-Freudians. Murray diyakinkan bahwa semua tingkah laku adalah fenomena yang nampak.
  6. Prinsip keunikan: dilambangkan dengan ungkapan “tidak ada manusia yang sama dengan orang lain dalam beberapa hal, dan sama dengan orang lain dalam beberapa hal juga. Setiap orang unik
  7. Prinsip konsep peran: salah satu penggabungan baru Murray dalam teori kepribadian. Mungkin dipengaruhi oleh usahanya dengan Kluckhon. Diilustrasikan oleh garis oft-quoted dari Shakespeare “seperti kesukaanmu, seluruh dunia adalah panggung/ dan hanpir seluruh pria dan wanita adalah pemainnya/ mereka mempunyai keberadaannya dan jalan masuknya/ dan satu pria pada waktunya akan memainkan banyak peran.
C. TINGKAH LAKU YANG SEHAT
1. Semua tingkah laku dan kepribadiannya dikendalikan oleh otak/pemikiran yang sadar.
2. Memiliki progress sebagai usaha alami untuk mempertahankan eksistansinya.
3. Mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, mempu membuat priorotas dan menghindari konflik atas kebutuhan yang datang bersamaan.
4. Memiliki id konten yang sehat sehingga mampu mengatur tingkah lakunya.
5. Memiliki sebuah peran dan mencapai status yang memuaskan dalam masyarakat dari keberadaan seseorang.
D. TINGKAH LAKU YANG BERMASALAH
1. Memiliki tingkah laku yang sering tidak terkontrol dengan pemikiran yang matang.
2. Mengalami kemandegan (stagnan) dalam memperjuangkan eksistensi.
3. Tidak mempu memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, tidak mampu membuat prioritas dan menghadapi konflik atas kebutuhan yang datang bersamaan.
4. Memiliki id konten yang tidak sehat sehingga tidak mampu mengatur tingkah lakunya.
5. Tidak memiliki peran dan status yang memuaskan dalam masyarakat.

E. CONTOH DESKRIPSI
Individu yang tidak mampu membuat priorotas terhadap pemilihan kebutuhan, ketika beberapa macam kebutuhan menuntut untuk dipenuhi secara bersama-sama. Keadaan ini membuat individu mengalami konflik dan tidak mampu menentukan apa yang lebih dahulu harus dilakukan.
F. IMPLIKASI DALAM KONSELING
Konselor sebagai terapis membantu klien mendorong berfikir secara lagis dan realitis dengan menggunakan analisis. Klien dapat mencoba kemampuannya dalam pernikahan, penyimpangan tingkah laku, bunuh diri, pelanggaran hukum, kejadian supranatural, humor, rokok, drama, dan rekreasi dan penyakit kejiwaan.
Pribadi yang mampu berfikir sehat, logis dan realistis,Berperilaku sesuai dengan norma yang ada,Mampu memotivasi diri secara positif,Mampu menggunakan id ego dan super ego dengan baik sesuai dengan situasi,Mampu meredakan ketegangan secara wajar,Mampu memenuhi kebutuhan secara wajar.
Ø  Konselor memberi pelatihan kepada klien untuk berfikir kritis, sebagai gambaran kepribadiannya .
Ø  Memberi pelatihan mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan yang dirasakannya dari dalam dan tanpa tekanan
Ø  Melakukan pelatihan dan pemodelan perilaku untuk mengubah masa lalunya.
Ø  Menyadarkan bahwa potensi yang dimilikinya adalah yang utama dan terpenting.
Ø  Memberi pelatihan dan pemodelan tentang perilaku yang ditampilkan klien.
Ø  Menyadarkan bahwa potensi yang dimilikinya berbeda dengan orang lain.
Ø  Memberi pelatihan dan pemodelan tentang perilaku dalam menghadapi masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar